Notification

×

Iklan

Translate

Iklan

Translate

Perang Tapal Batas. Satu Tewas di Tempat

Senin, 13 Oktober 2025 | 8:28:00 PM WIB | Last Updated 2025-10-13T12:28:39Z

Sumba Barat Daya, MEDIAINDONESIA.asia - Kasus Tapal Batas antara Kecamatan Wewewa selatan dan Kecamatan Wewewa Barat. Kabupaten Sumba Barat Daya, Propinsi NTT, kembali memanas hari ini, 13/10/25. Sekira pukul 8 : 00, wita  terjadi perang antara Warga Desa Wee Kurra, Kecamatan Wewewa Barat dan Warga Desa Weri Lolo, Kecamatan Wewewa Selatan, Kabupaten Sumba Barat Daya, Pronpinsi NTT. Padahal pada tanggal 10/10/25. Bupati Sumba Barat Daya, Ibu Ratu Ngadu Bonnu Wulla, ST. Telah melakukan penegasan tapal batas yang telah ditentukan oleh Almarhum Bupati Sumba Barat, Thimotius Langgar, SH

Dalam ucapan Bupati SBD, pada hari Jumat, tanggal 10/10/25, mengatakan Sesion ini bukan untuk membuat tapal batas baru tapi kedatangan saya adalah untuk menegaskan Batas wilayah administrasi desa yang telah di tetapkan oleh Pak Thimo Langgar, tegas Ibu Ratu Wulla. Bupati SBD ini, menambahkan wilayah administrasi yang telah ditetapkan oleh Pak Thimo langgar tidak akan berubah. Titik Koordinatnya sangat jelas. Jadi tidak bisa kita tipu-tipu batas wilayah yang sudah ditetapkan oleh Pertanahan. Dan saya takut di kejar-kejar oleh hukum kalau tipu masyarakat apalagi era tehnologi sudah canggih. Semua yang hadir merekam secara live pembicaraan saya, jejak digital saya tersimpan semua dan gampang dilacak kembali tandasnya. Kilahnya lagi, saya bukan urus milik pribadi kalian tapi yang saya urus adalah batas Wilayah desa. Batas wilayah administrasi pemerintahan desa dan bukan merubah batas wilayah administrasi yang telah ditetapkan oleh Pak Thimo langgar Bupati sumba Barat. Demikian ungkapan Bupati SBD pada hari jumat 10/10/25.

Namun apa yang telah diputuskan pada hari jumat, tanggal 10/10/25 yang mana dalam penandatanganan Batas wilayah, disaksikan oleh dua Anggota DPRD dan Forkompinda SBD menjadi ternoda pada hari ini senin, Tepat jam 8 : 00, wita terjadi saling menyerang kedua  warga desa. Mereka saling lempar batu. Saling mempertahankan wilayah yang dipersoalkan. Pertanyaan mengapa bisa terjadi, bukankah sudah clear!,apa yang salah, sebut ande(46), salah satu warga Wee kurra.

Dan Naas, satu orang warga desa Wee kurra,  mati terbunuh sia sia. Terbunuhnya seorang pria yang biasa di panggil bapa Jelita, menurut saksi yang ada dilapangan, Krisanto W. ate menyebutkan bahwa korban menyuruh  adik dan keponaannya  untuk kembali lalu korban sendirilah yang mengejar musuh-musuhnya. Bisa ditebak akibat terpisah dari kawan-kawanya, musuh pun menunggu dan membunuhnya tutur Ate. Pembunuhan ini terjadi sekira pukul 11: 00, Wita. 

Menurut warga desa Wee kurra, Inisial L.Ng(65), Kasus Tapal Batas ini sudah terjadi sejak Kabupaten Sumba Barat Daya belum(berdiri)atau mekar dari Kabupaten Induk yakni Sumba Barat. Desa Wee kurra dan Weri lolo sering bertingkai sehingga Bupati Sumba Barat, Thimo Langgar sebagai putra Rara(putra Wewewa selatan) menentukan tapal Batas wilayah  administrasi pemerintahan desa. Dan semua tokoh masyarakat, kedua kecamatan dan Kedua desa menerima keputusan tersebut dan gejolakpun di redam. Akan tetapi kembali lagi bergejolak pada tahun 2025 setelah Thimo Langgar, SH sudah tiada. Dan hari ini Stefanus Bili Kadi terbunuh akibat permasalahan tapal batas yang mungkin belum tuntas. Padahal baru (3) hari Bupati SBD melakukan penegasan kembali tapal batas yang dipermasalahkan. Bahkan Disaksikan oleh Forkompinda SBD dan anggota DPRD dari PDIP dan PKB, ujar L. Ng. 

Peperangan ini dapat diredam setelah pihak Keamanan yaitu Polsek Wewewa Barat turun TKP. Dan ketika berita ini diturunkan Pihak Polisi sedang olah TKP dalam hal ini mengumpulkan barang - barang bukti dan pihak Warga Desa Weri lolo pun belum diketahui apakah ada korban luka atau meninggal.
Laporan : Red
Editor : Andi Purba
TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update