Aceh Singkil - Mediaindonesia.asia ) Harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di Aceh Singkil kembali anjlok dan membuat para petani menjerit. Kini, harga TBS di tingkat petani hanya berkisar Rp2.100 per kilogram, angka yang jauh dari harapan di tengah tingginya biaya hidup dan harga kebutuhan pokok yang terus merangkak naik.rabu {25/6/25}
Salah seorang petani sawit dari Kecamatan Gunung Meriah, yang enggan disebutkan namanya, mengaku kecewa berat.
"Kami makin sulit bertahan hidup. Harga beras naik, kebutuhan lain ikut naik, tapi harga sawit malah makin turun. Pemerintah daerah seolah menutup mata dan telinga. Nggak ada gerak cepat, nggak ada solusi," keluhnya penuh emosi.
Situasi ini kian menyesakkan karena belum ada kejelasan siapa sebenarnya dalang atau pihak yang bertanggung jawab di balik merosotnya harga sawit ini. Para petani menduga ada permainan harga oleh tengkulak atau pihak perusahaan besar yang seenaknya menentukan harga, tanpa ada pengawasan serius dari Pemda Aceh Singkil.
Yang lebih disayangkan, respon dari pemerintah daerah terkesan lamban, bahkan nyaris tak terdengar.
"Kami merasa dibiarkan berjuang sendiri. Kalau terus begini, bisa-bisa kami bangkrut. Jangan cuma diam, ini nasib ribuan petani sawit, bukan angka di atas kertas!" ujar petani lain dengan nada tinggi.
Di sisi lain, kebutuhan pokok seperti beras terus mengalami kenaikan harga. Ironisnya, komoditas andalan seperti sawit justru anjlok tanpa kendali. Para petani mendesak agar Pemda Aceh Singkil segera turun tangan, memediasi harga, mengusut pihak yang bermain di balik harga sawit, dan memastikan adanya stabilitas ekonomi di tingkat akar rumput.
"Jangan cuma sibuk foto-foto serah terima jabatan atau rapat di hotel mewah. Turun ke lapangan, dengar jeritan kami. Kami bukan cuma angka di laporan tahunan," pungkas petani itu.
Red**
MEDIA SOSIAL