Jakarta, MEDIAINDONESIA.asia - Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia menggelar Diskusi Publik Draf Penulisan Buku Sejarah Indonesia di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, pada. Acara itu menjadi bagian dari komitmen pemerintah untuk menyusun karya sejarah yang inklusif, akurat, dan objektif. Senin 28 Juli 2025.
Diskusi tersebut juga menjadi bentuk transparansi serta keterlibatan publik dalam penyusunan sejarah nasional. Kementerian merancang empat agenda diskusi serupa di berbagai wilayah: Universitas Lambung Mangkurat (28 Juli), Universitas Negeri Padang (31 Juli), dan Universitas Negeri Makassar (4 Agustus).
Sejarah adalah Jati Diri Bangsa
Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan pentingnya forum itu sebagai ruang terbuka bagi publik untuk memberi masukan terhadap penulisan sejarah Indonesia.
“Forum ini menjadi kick-off diskusi publik. Tidak ada yang ditutupi dalam penulisan sejarah ini,” kata Fadli dalam keterangannya
Fadli menjelaskan bahwa proyek penulisan ini bertujuan memperbarui narasi sejarah nasional, karena terakhir kali sejarah Indonesia ditulis pada masa pemerintahan Presiden B.J. Habibie.
“Kita harus menulis sejarah kita sendiri, dengan sudut pandang Indonesia-sentris, bukan lensa kolonial,” ucap Fadli.
Libatkan 112 Penulis dari Berbagai Disiplin Ilmu
Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan, menyampaikan bahwa proyek ini telah menulis 5.536 halaman dari target sepuluh jilid. Sebanyak 112 penulis dari 34 perguruan tinggi dan delapan lembaga non-kampus turut terlibat.