LAMONGAN - Mediaindonesia.asia ) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Lamongan kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan nasional melalui program Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE). Bertempat di lahan pertanian seluas 1,8 hektare, Lapas sukses menggelar panen raya padi varietas IR32, disertai panen ikan lele dan patin hasil budidaya warga binaan.
Panen raya ini turut dihadiri jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Lamongan, termasuk Kapolres Lamongan, Dandim 0812, perwakilan Dinas Pertanian, dan Dharma Wanita. Kehadiran mereka menjadi simbol sinergi dan dukungan nyata terhadap program pembinaan warga binaan yang produktif dan berkelanjutan.
Kepala kantor wilayah (Kakanwil) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Jawa Timur Kadiyono dalam sambutannya menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya mendukung program ketahanan pangan nasional, tetapi juga menjadi bentuk pembinaan kemandirian yang menyeluruh bagi warga binaan.
“Kami menanam varietas IR32 yang memiliki potensi panen hingga 9 ton per musim. Ini tidak hanya bentuk pelatihan keterampilan pertanian, tetapi juga kontribusi nyata terhadap ketahanan pangan daerah,” jelas Kadiyono.
Ia menambahkan, program SAE mengintegrasikan nilai edukatif dan produktivitas yang berdampak langsung pada keterampilan warga binaan dan kebutuhan lapas. Selain memberikan bekal keterampilan pasca pemasyarakatan, kegiatan ini juga mampu menyumbang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), sehingga memberi manfaat ekonomi bagi negara.
Kalapas Kelas IIB Lamongan, Heri Sulistyo, menyampaikan bahwa keterlibatan warga binaan dalam kegiatan ini bukanlah kerja tanpa penghargaan. Mereka mendapatkan premi atau upah atas kerja keras mereka dalam mengelola lahan dan kolam budidaya.
“Kami pastikan setiap kontribusi mereka dihargai. Upah diberikan secara langsung agar mereka merasa diberdayakan dan dihargai. Ini bagian dari proses pemulihan rasa percaya diri dan motivasi hidup mereka,” ujarnya.
Menariknya, sebagian hasil panen padi serta ikan lele dan patin juga dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan dapur umum Lapas, sehingga manfaatnya langsung dirasakan oleh warga binaan.
Lapas Kelas IIB Lamongan juga menjalin kerja sama dengan beberapa mitra perusahaan untuk penyediaan bahan baku, serta menggelar kegiatan sosial yang berfokus pada kesehatan petugas dan warga binaan. Hal ini semakin memperkuat posisi Lapas sebagai lembaga pemasyarakatan yang modern, inklusif, dan berorientasi pada pembinaan menyeluruh.
“Kami tidak hanya bicara soal pembinaan, tapi juga kualitas hidup. Setiap langkah adalah bagian dari rehabilitasi yang berkelanjutan,” tegas Heri.
Keberhasilan panen raya ini membuktikan bahwa lembaga pemasyarakatan bukan hanya tempat menjalani hukuman, tetapi juga ruang untuk tumbuh, belajar, dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan negara.
Lapas Kelas IIB Lamongan akan terus mengembangkan program SAE sebagai model pembinaan inovatif yang dapat direplikasi di berbagai wilayah di Indonesia. Red**