Notification

×

Iklan

Iklan

Ketua DPC GMPRI : Ketel yang di Miliki Pimpinan Toko Nusantara Baru Segera Dikembalikan ke Pemda Kabupaten Buru

Senin, 29 September 2025 | 11:01:00 AM WIB | Last Updated 2025-09-29T03:01:42Z

 

Kabupaten Buru, MEDIAINDONESIA.asia - Ketua  DPC GMPRI Kabupaten Buru Rifandi Makatita mendesak  pemerintah daerah Kabupaten Buru untuk segera mengembalikan ketel - ketel yang dimiliki oleh Pimpinan Toko Nusantara Baru ( Tuya ) kepada masyarakat 

Hal itu disampaikan oleh Rifandi kepada Wartawan di Namlea pada Jumat, 26/9/2025

Rifandi, yang didampingi oleh ketua HMI Cabang Pulau Buru, Haris Goa dan  ketua KMHDI ( Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia )  Kabupaten Buru Magon Waemese

 Mengatakan, Terkait dengan ketel  minyak kayu putih yang saat ini dimiliki oleh Tuya, terhadap hal ini kami sangat mendorong pemerintah daerah memberikan hasil minyak kayu putih, kemudian  diberikan kepada masyarakat.

" Yang kami tahu ketel minyak kayu putih itu di miliki oleh pak Tuya   dan di kelola oleh Tuya " jelas Rifandi.

Menurutnya, hal itu tidak sesuai dengan harapan - harapan dan keinginan masyarakat saat ini.

Dari persoalan ini, dia ( Rifandi ) mendorong Badan Usaha milik Daerah ( BUMD ) dan pemerintah daerah untuk mengambil fungsi ketel tersebut untuk kemudian membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

Lanjutnya, minyak kayu putih yang ada di Kabupaten Buru ini, yang diutamakan adalah grang lokalnya 

" Yang saya tau itu, minyak kayu putih kabupaten Buru ini tersohor di berbagai daerah, ini yang kami  sangat mendorong kepala pemerintahan Daerah" pinta Rifaldi 

Sebab itu, lanjutnya, dari hasil minyak kayu putih saat ini sangat signifikan dilihat dari luas wilayahnya dan areal ketel yang sangat luas biasa

Potensi tersebut, seharusnya pemerintah daerah mempersiapkan langkah - langkah strategis untuk membuka lapangan pekerjaan yang seluas luasnya. 

Rifandi menegaskan, berdasarkan informasi dari masyarakat, sampai saat ini,  ketel -  ketel tersebut masih di miliki Tuya.

" Ketel - ketel tersebut masih dimiliki Tuya, informasi dari masyarakat - masyarakat setempat, 

saat ini Pemda belum berupaya mengambil alih ketel yang dimiliki masyarakat, dan memang informasi dari masyarakat seperti itu.

Ketika ditanya, masyarakat siapa yang mengatakan  ketel - ketel tersebut masih dikuasai pak Tuya, 

Rifandi memberikan jawaban, bahwa  pada dasarnya organisasi Cipayung tidak tau namanya tapi ada informasi dari masyarakat, khususnya masyarakat desa Ubung

Mereka juga sangat menginginkan ketel minyak kayu putih dikembalikan kepada masyarakat agar daerah bisa membuka lapangan pekerjaan 

Menurut Rifandi, informasi penguasaan ketel - ketel tersebut  diperoleh dari masyarakat pada  tahun 2023, katanya, pada saat itu kami melakukan demonstrasi di depan gedung Nusantara baru, pas di kediaman pak Tuya.

Sebelumnya, OKP Cipayung Plus, GMNI, GMPRI, HMI dan KMHDI melakukan demo dikantor DPRD pada rabu 24/9/2025 perihal pengaduan poin tuntutan.

Mereka menyampaikan beberapa tuntutan, salah satu poin tuntutan berbunyi : kami meminta kepada pemerintah daerah BUMD untuk segera mengembalikan ketel minyak kayu putih milik masyarakat kabupaten Buru yang saat ini dikuasai cukong - cukong, yakni Ongko Tuya.

Berkaitan dengan salah satu poin tuntutan tersebut, media ini melakukan konfirmasi dengan pak Tuya, karena beliau masih diluar daerah, anak buah Tuya yang ada di Toko Nusantara Baru mengarahkan untuk konfirmasi dengan salah satu kepercayaan Tuya. ( Majid Mahulette ) 

Melalui chat di Wa, Mahulette, membalasnya dengan kalimat " Tuntutan itu tidak berdasar, karna ketel Pemda kotong ( kami )  sudah kembalikan 6 tahun lalu,   
Ketel milik masyarakat yang mana , terletak di mana,  masyarakat atas nama siapa,, supaya bisa terang benderang,," tanya Mahulette membalas chat yang media ini sampaikan.

Kaitan dengan sanggahan Mahulette itu, OKP Cipayung melalui ketua  DPC GMPRI Kabupaten Buru berjanji akan terus berupaya mencari data guna meminimalisir keresahan masyarakat ini.

" Saat ini kami sedang mencari data data dilapangan untuk meminimalisir keresahan masyarakat dilapangan "  tutupnya.
Liputan : La Musa
Editor : Rifka Aryani
TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update