Sumba Barat Daya, MEDIAINDONESIA.asia - Pelaksanaan Tour De Entete, Yang di ikuti oleh 155 peserta dari berbagai Negara antara lain, Prancis, Belanda, Inggris, Aljazair, Philipina,Malaysia, Australia, Timor Leste dan Indonesia sendiri, dibuka oleh Gubernur NTT, Bapak Melkiades Lakalena, rabu 10/09/25. Star dari depan kantor Gubernur NTT, melintasi Babau, Soe, Kabup. Timor tengah Selatan(TTS) finish race l di kefamananu, Kabupaten Timor Tengah Utara(TTU). Dari TTU melintasi Pesisir Pantai dan Lintas dua Negara yaitu Timor Leste dan Indonesia, finish race ll di Atambua Kabupaten Belu. Dari Belu ke Soe race lll. Jadi pulau Timor ada lll race.
Sumba ll race. Etape 1. Star dari Tana Rara Kabupaten Sumba Timur menuju Kabupaten Sumba Barat Daya Finish di Alun-alun Kota Tambolaka, race ll.
Pulau Flores V race. Dari bandara Lede Kalumbang terbang landing di Bandara Frans Seda Maumere. Dari Kabupaten Sikka (Maumere) menuju ke Flores Timur -Larantuka. Dari Larantuka, Maumere, Ende, Bajawa sampai Ke Ruteng Manggarai dan Finish di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.
Dalam Sambutan Gubernur NTT, mengajak Kepada Warganya! Mari kita jadikan Tour De Entete sebagai momentum kebersamaan. Sebagai penggerak Ekomomi Lokal, sebagai penguat UMKM dan sebagai Jembatan budaya yang mempertemukan kita dengan dunia. Menurut Gubernur NTT, Tour De Entete bukan hanya ajang olahraga melainkan sebuah perayaan Indentitas kita di NTT. Dari Olahraga kita belajar Sportivitas. Dari pariwisata kita tunjukan Keindahan. Dari budaya kita wariskan nilai persaudaraan budaya yang kuat, sebut Gubernur NTT. Lanjut Gubernur, ajang ini adalah panggung sport tourism yang memadukan Olahraga, Pariwisata dan budaya yang indah dan harmoni.
Tutur Gubernur NTT. Dari Timor dengan gunung dan lautannya yang indah. Pulau Sumba dengan Savana Emasnya. Hingga Flores dengan Danau dan Keindahan alamnya. Semua akan menjadi panggung bagi dunia untuk mengenal NTT lebih dekat. Peserta Lomba balap Sepeda bukan hanya berkompetisi tapi bersiarah dalam perjalanan budaya dan alam yang tiada duanya, tutur Melkiades Lakalena.