Notification

×

Iklan

Iklan

Bus Sekolah Terbengkalai di Halaman Disdik, Orang Tua Murid Singkil: “Kami Masih Seperti Dijajah”

Sabtu, 04 Oktober 2025 | 10:47:00 AM WIB | Last Updated 2025-10-04T02:47:11Z

 

Kondisi Bus Sekolah di Halaman DISDIK Aceh Sengkil. Foto Dok Ali

Aceh, MEDIAINDONESIA.asia - Dua unit bus sekolah yang biasa melayani rute Desa RTGD dan Teluk Rumbia, Kecamatan Singkil, terparkir berhari-hari di belakang Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Singkil. Kondisi ini memicu keluhan dari orang tua siswa karena anak-anak mereka kembali harus menempuh perjalanan jauh untuk sampai ke sekolah, Jum'at {03/10/2025}

Menurut keterangan salah satu PPTK Penanganan Bus Sekolah, ia membenarkan bahwa kendaraan tersebut sudah beberapa hari tidak beroperasi karena kerusakan. Namun masalah teknis ini bukan satu-satunya penyebab. Ia mengaku kesulitan melakukan perbaikan lantaran sistem pembiayaan melalui “bon” dengan bengkel tak lagi berjalan.

“Benar, sudah beberapa hari ini bus tidak bisa jalan. Biasanya kami bawa ke bengkel dengan sistem bon, tapi bon dari bulan Januari sampai hari ini belum dibayar. Dengan terpaksa saya tidak berani lagi membon kecuali ada keputusan dari kepala dinas pendidikan, yaitu saudara Amran selaku Plt,” ungkapnya melalui keterangan di website resmi.

Ketika dikonfirmasi, Plt Kepala Dinas Pendidikan Aceh Singkil, Amran, membenarkan adanya kendala dan menyatakan akan segera memperbaiki kendaraan tersebut.

 “Itu mobil akan diperbaiki,” katanya singkat.

Sementara itu, keresahan justru datang dari kalangan orang tua murid. Mereka menilai bus sekolah sangat vital bagi anak-anak SMA sederajat yang jarak rumahnya jauh dari sekolah. Tanpa bus, banyak siswa terlambat masuk kelas, bahkan berisiko absen dari pelajaran harian.

 “Selama bus tidak jalan, anak-anak sering terlambat. Kalau seperti dulu, tidak ada bus sekolah, dari subuh mereka sudah kami suruh jalan kaki. Puluhan kilo ditempuh hanya demi sekolah,” keluh salah satu orang tua.

Lebih jauh, sebagian orang tua melontarkan kritik pedas. Mereka merasa fasilitas pendidikan di Aceh Singkil masih jauh tertinggal dibanding daerah lain.

“Kami ini seperti masih dijajah, belum merdeka. Di daerah lain anak-anak sekolah dapat layanan layak, sementara di sini kami masih berjuang sendiri,” tegas seorang wali murid.

Kasus ini menyoroti lemahnya tata kelola fasilitas pendidikan di Aceh Singkil. Program bus sekolah yang semestinya meringankan beban keluarga justru terhambat urusan administrasi dan pembayaran yang tersendat. Sementara itu, anak-anak menjadi korban langsung, kehilangan hak atas akses pendidikan yang layak dan tepat waktu.

Kondisi ini seakan menegaskan bahwa pelayanan publik di sektor pendidikan masih jauh dari harapan. Selagi janji “akan diperbaiki” hanya menjadi kalimat normatif, bus sekolah di belakang kantor Dinas Pendidikan tetap menjadi monumen bisu dari sebuah sistem yang macet.
Liputan : Ali
Editor : Lisa
TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update