Notification

×

Iklan

Translate

Iklan

Translate

Anomali Ahmed al-Sharaa: Dulu Teroris Bernilai Rp116 Miliar, Sekarang Dijamu Trump di Gedung Putih

Jumat, 14 November 2025 | 7:00:00 AM WIB | Last Updated 2025-11-13T23:00:00Z

WASHINGTON, MEDIAINDONESIA.asia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memuji Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa sebagai pemimpin yang kuat setelah menjamunya di Gedung Putih pada hari Senin waktu Washington.

Al-Sharaa dulunya adalah pemimpin kelompok Hay'at Tahrir al-Syam (HTS) yang berafiliasi dengan al-Qaeda. HTS pernah dimasukkan dalam daftar hitam organisasi teroris oleh pemerintah AS, yang membuat al-Sharaa alias Abu Mohammed al-Jolani juga berstatus teroris. AS pernah menawarkan hadiah USD10 juta (lebih dari Rp166 miliar) untuk informasi yang mengarah pada penangkapannya. Namun nasib al-Sharaa berubah drastis setelah kelompoknya berhasil menggulingkan pemimpin lama Suriah Bashar al-Assad pada Desember 2024. Sejak itu, dia berjanji untuk membangun kembali negara yang dilanda perang saudara itu dan melindungi etnis dan agama minoritas di sana.

"Dia adalah pemimpin yang sangat kuat. Dia berasal dari lingkungan yang sangat keras, dan dia adalah pria yang tangguh. Saya menyukainya. Saya cocok dengannya," kata Trump kepada wartawan di Oval Office. “Kami ingin melihat Suriah menjadi negara yang sangat sukses, dan kami pikir pemimpin ini bisa mewujudkannya,” lanjut Trump.

Terlepas dari janji al-Sharaa untuk membangun masyarakat inklusif, pemerintahannya telah dirusak oleh gelombang kekerasan sektarian terhadap komunitas Druze dan Kristen, sehingga memicu kecaman dari AS. Hanya beberapa hari sebelum kunjungan al-Sharaa ke Gedung Putih, AS bersama Inggris dan PBB menghapus al-Sharaa dari daftar teroris masing-masing.

Pada hari Senin, Washington memperpanjang penangguhan sanksi terhadap Suriah selama 180 hari, seiring Suriah berupaya untuk menormalisasi hubungan bilateral dan memperluas kerja sama keamanan. Menurut laporan Reuters, Selasa (11/11/2025), Suriah secara resmi akan bergabung dengan koalisi pimpinan AS untuk melawan ISIS. Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan pada hari Senin bahwa diplomat AS, Suriah, dan Turki telah menyetujui rencana untuk mengintegrasikan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS dan dipimpin Kurdi ke dalam militer Suriah. SDF telah menguasai sebagian besar wilayah utara dan timur Suriah sejak pertengahan tahun 2010-an. Al-Sharaa bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow bulan lalu, setelah itu Bloomberg melaporkan bahwa Moskow telah melanjutkan penerbangan ke Pangkalan Udara Khmeimim di Suriah barat, yang telah ditangguhkan pada tahun 2024.

Laporan : Nasir

Editor : Lisa


TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update