BOYOLALI - Mediaindonesia.asia ) Sebuah inovasi pupuk organik yang dibuat di Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Joyo Tentrem di Dusun Kembangsawit, Desa Tempursari, Kabupaten Boyolali, menarik perhatian.
Ini yang membuat ratusan petani dari Sekolah Tani Nusantara (STN) Karanganyar, melakukan kunjungan belajar ke P4S Joyo Tentrem di Dusun Kembangsawit, Desa Tempursari, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali, Kamis 17 Juli 2025.
Vermicompos, pupuk organik ini berbasis cacing tanah. Ini sesuatu yang berbeda, dan menjadi magnet bagi siapapun yang berkunjung, termasuk petani dari STN Karanganyar itu.
Dalam kunjungan tersebut, para petani mendalami proses pengelolaan vermicompos.
Vermicompos adalah pupuk organik bernutrisi tinggi yang dihasilkan dari penguraian kotoran hewan oleh cacing tanah.
Ketua STN Hari Susanto mengatakan, Joyo Tentrem dipilih sebagai lokasi pembelajaran karena fasilitas pendidikannya sangat lengkap dan aplikatif.
"Di sini kami bisa belajar dari hulu ke hilir: mulai dari pengelolaan limbah ternak, proses produksi vermicompos, sampai cara menjualnya,'' katanya.
''Ada peternakan sapi, lahan produksi pupuk, serta kebun melon dan anggur yang semuanya saling terintegrasi," terang Hari.
Ketua P4S Joyo Tentrem, Wisnu Wijaya Adi Putra, menjelaskan, bahwa vermicompos merupakan hasil pengolahan limbah kotoran sapi yang dimakan oleh cacing tanah, kemudian menghasilkan kotoran baru yang kaya unsur hara.
"Kami gunakan untuk kebun sendiri, dan kelebihannya kami jual. Kualitasnya sudah diuji oleh Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM," jelas Wisnu yang juga mantan anggota DPR RI periode 2019-2024 ini.
Dikatakannya, potensi produksi vermicompos di Boyolali sangat besar karena besarnya jumlah sapi peliharaan di Boyolali.
Berdasarkan data BPS 2025, jumlah sapi di Boyolali mencapai 144.899 ekor.
Dengan asumsi setiap sapi menghasilkan 20 kg kotoran per hari, potensi limbah ternak bisa mencapai 1 juta ton per tahun.
Setelah diproses, bisa menghasilkan sekitar 313 ribu ton vermikompos per tahun.
Tak hanya menjadi pusat pelatihan, P4S Joyo Tentrem juga dikembangkan sebagai destinasi agrowisata.
Pengunjung dapat menikmati wisata petik buah anggur dan melon serta menginap untuk merasakan pengalaman belajar pertanian secara langsung.
STN sendiri merupakan program unggulan dari Yayasan Artha Tani Nusantara yang fokus membina 750 petani dan calon petani muda.
Kami ingin pertanian menjadi jalan menuju kesejahteraan dan kemandirian ekonomi desa," kata Hari.
Sebagai tindak lanjut kunjungan, STN dan P4S Joyo Tentrem sepakat menjalin kerja sama dalam produksi pupuk dan suplemen organik cair
Pihaknya juga jalin kerjasama pembangunan demplot (lahan percontohan) penggunaan vermikompos di lahan petani STN.
"Dengan adanya demplot, petani bisa melihat langsung dampak penggunaan vermikompos terhadap pertumbuhan tanaman dan hasil panennya. Bukti nyata akan jauh lebih meyakinkan daripada teori semata," tutup Wisnu. Red**