Notification

×

Iklan

Iklan

RS Ananda Group Libatkan Karyawan Disabilitas, Bukti Inklusi Nyata di Dunia Kesehatan

Sabtu, 19 Juli 2025 | 11:11:00 PM WIB | Last Updated 2025-07-19T15:23:46Z

 

Dr. Wiwinda Oktalia. Direktur RS Ananda Bekasi. Foto Dok Ode-Pimred MIA

Bekasi — Mediaindonesia.asia ) Di tengah dinamika dunia kesehatan yang terus berkembang, RS Ananda Group menorehkan langkah progresif yang patut diapresiasi. Rumah sakit swasta yang kini memiliki tiga cabang, yakni RS Ananda Bekasi, RS Ananda Babelan, dan RS Ananda Tambun Selatan, menjadi pionir dalam menerapkan prinsip kesetaraan dan inklusi sosial, dengan merekrut tenaga kerja dari kalangan disabilitas. Sabtu(19/7/2025). 

Sebuah langkah berani dan humanis yang tak hanya menyentuh sisi kemanusiaan, tetapi juga membuktikan bahwa dunia kerja terbuka bagi siapa saja yang mau berjuang, tanpa memandang keterbatasan fisik.

Salah satu cerita inspiratif datang dari Mas Karim (29), pria asal Pakandangan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Lahir sebagai anak bungsu dari enam bersaudara, Karim merupakan satu-satunya anggota keluarga yang menyandang disabilitas bertubuh kecil. Namun, keterbatasan fisik tidak menghalangi langkahnya untuk menapaki dunia kerja dengan semangat dan ketekunan luar biasa.

Karim memulai perjalanan kariernya sebagai petugas kebersihan di sebuah saung kebalen milik RS Ananda yang berlokasi di Babelan, Kabupaten Bekasi. Meski posisinya terbilang sederhana, Karim menjalaninya dengan penuh tanggung jawab dan etos kerja tinggi. Ia tidak pernah mengeluh, bahkan terus menunjukkan kemauan belajar yang kuat.

Karim sang sosok Inspiratif 

"Alhamdulillah saya sangat bersyukur kepada Tuhan dan berterima kasih kepada manajemen serta teman-teman di RS Ananda yang telah menerima kami. Terutama kepada Owner RS yang masih terus mempercayakan kami untuk membantu kegiatan operasional rumah sakit," ucap Karim penuh haru.

Jerih payahnya tidak sia-sia. Karim pernah mendapatkan reward dari BPJSTK Kanwil Jawa Barat sebagai bentuk apresiasi karena menjadi salah satu disabilitas yang berhasil berkontribusi di dunia kerja, khususnya di sektor kesehatan. Sebuah pengakuan yang menjadi bukti nyata bahwa kemampuan seseorang tidak ditentukan oleh kondisi fisik, melainkan oleh semangat, kerja keras, dan integritas pribadi.

Saat ini, berkat penghasilannya yang stabil, Karim tak hanya mampu menghidupi dirinya sendiri, tetapi juga turut menjadi salah satu tulang punggung keluarga. Ia bahkan telah mendaftarkan kedua orang tuanya untuk menunaikan ibadah haji, sebuah impian yang selama ini ia simpan dalam hati.

 "Alhamdulillah sebagian gaji saya selalu saya tabung untuk orang tua agar bisa ke tanah suci nantinya. Saya juga ingin membuktikan, meskipun saya disabilitas, saya tidak pernah patah semangat. Saya berusaha memberikan yang terbaik dalam pekerjaan saya," tuturnya kepada wartawan Mediaindonesia.asia.

Direktur RS Ananda Bekasi, dr. Wiwinda Oktalia, menuturkan bahwa langkah inklusif ini bermula dari ketertarikan pemilik RS Ananda Group, Ibu Desi, terhadap tayangan televisi yang menampilkan peserta kuis dari kalangan disabilitas. Tayangan itu menyentuh hatinya, dan sejak saat itu, benih kepedulian sosial mulai tumbuh menjadi sebuah aksi nyata.

Untuk merealisasikan gagasan tersebut, RS Ananda Group menjalin komunikasi dengan Komunitas Berkarya Indonesia, yang kala itu diketuai oleh komedian ternama Ucok Baba.

Melalui komunitas ini, dibuka kesempatan kerja pertama bagi para penyandang disabilitas di restoran Dusun Bambu, yang berada di bawah naungan RS Ananda Group.

Melihat antusiasme dan etos kerja mereka yang tinggi, para disabilitas kemudian ditempatkan di berbagai lini rumah sakit. Mereka tidak hanya bekerja di area saung kebalen, tetapi juga dipercaya mengisi posisi di front office, bagian pendaftaran pasien, bahkan di farmasi UGD untuk mengantarkan obat, meski tidak bersentuhan langsung dengan pasien.

"Kontribusi mereka sangat terasa dalam kelancaran operasional rumah sakit. Meski tidak berada di garis depan pelayanan medis, mereka bagian penting dari roda kerja yang terus berputar," jelas dr. Wiwinda.

RS Ananda Group. Dok Ode- Pimred MIA

RS Ananda Group berkomitmen kuat untuk memberikan perlakuan setara kepada seluruh karyawan tanpa diskriminasi, baik dalam hal fasilitas, hak-hak kerja, maupun peluang pengembangan karier. Tidak ada perbedaan dalam penilaian kinerja, dan para karyawan disabilitas mendapatkan dukungan yang sama seperti karyawan lainnya.

"Kinerja mereka tidak kalah dengan karyawan non-disabilitas. Bahkan ada yang menunjukkan potensi luar biasa. Yang dibutuhkan hanyalah kesempatan," tegas Wiwinda.

Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa kehadiran para penyandang disabilitas justru membawa nuansa positif di lingkungan kerja. Empati dan solidaritas antarkaryawan tumbuh lebih kuat. Pasien pun memberikan respons yang sangat baik. Hingga saat ini, tidak ada satu pun keluhan atau penolakan terhadap keberadaan karyawan disabilitas.

Langkah yang dilakukan oleh RS Ananda Group menjadi model praktik baik (best practice) penerapan prinsip inklusivitas di dunia kesehatan. Lebih dari sekadar kebijakan rekrutmen, ini adalah gerakan sosial yang berakar dari kepedulian dan kepercayaan bahwa setiap manusia memiliki potensi untuk berkembang, apa pun latar belakang atau kondisinya.

Kisah Mas Karim adalah gambaran nyata bahwa keterbatasan bukan alasan untuk menyerah. Ia adalah simbol harapan, ketekunan, dan bukti bahwa dunia kerja bisa menjadi tempat yang adil dan ramah bagi semua. Dan RS Ananda Group, dalam senyap namun penuh makna, telah membuka jalan menuju masa depan dunia kerja yang lebih manusiawi dan inklusif. (Ode)**

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update