Kapuas, MEDIAINDONESIA.asia - puluhan ekor sapi bantuan dari ketahanan pangan dari DD tahun anggaran 2024 diduga raib hilang entah kemana, APH harus segera turun tangan.
"Peristiwa ini terjadi di Desa Muara Dadahup Kecamatan Kapuas Murung Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah 25/08/25.
Menurut informasi yang dapat dipercaya dari salah seorang warga yang minta dilindungi identitasnya kepada awak media ini menjelaskan bahwa raib atau hilangnya sapi-sapi dari kandangnya sekitar kurang lebih seminggu yang lalu, ketika kami melihat
Sapi tersebut asalnya berjumlah 12 ekor menurut kabar dan yang kami lihat, akan tetapi karena ada yang sakit sapi tersebut mati 2 ekor, sisa 10 ekor yang masih hidup di kandang.
Saya selaku warga bingung marah dan kecewa, kenapa sapi-sapi itu, yang memelihara semua perangkat desa dan kami sebagai warga masyarakat di sini tidak dilibatkan baik dalam rapat-rapat dan ikut secara langsung memelihara sapi bantuan itu ungkapnya.
" Kami mempertanyakan selaku warga desa muara dadahup kenapa
Pemerintah Desa tidak peduli dengan kami selaku warga yang punya hak juga untuk dapat bantuan ternak sapi, kenapa harus perangkat desa yang dapat, sedangkan mereka itu sudah ada jabatan dan gaji dari pemerintah, apakah masih kurang sehingga mereka itu mengambil hak masyarakat terutama bantuan sapi dari dana ketahanan pangan DD tahun anggaran 2024 yang lalu ucapnya.
" Kami pernah menanyakan tentang keberadaan sisa sapi ternak yang ada dikandang kepada perangkat desa sebagai pengelola pada saat itu,
Jawab mereka, karena sapi-sapi itu sakit maka kami bawa ke Dadahup untuk diobati atau di suntik kata perangkat selaku pengelola pada saat itu.
Akan tetapi yang anehnya sampai sekarang sapi yang katanya disuntik itu sampai hari ini belum kembali dan kandang dalam keadaan kosong.
"Kami sebagai warga sangat kecewa karena sudah hampir seminggu sapi itu tak pernah kembali , dan kami minta kepada penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus hilangnya puluhan ekor sapi bantuan ketahanan pangan dari DD 2024 itu pintanya.
Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan Edy Dese melalui Kabid Peternakan dokter hewan Anik mengatakan saya baru mendapat laporan dari bapak bahwa sampai sekarang tidak ada pihak peternak atau perangkat desa dari muara dadahup yang mengusulkan ke pihak posko keswan untuk mengobati sapi-sapi yang sakit atau disuntik dari desa muara dadahup ungkapnya.
Dan yang kami tangani sekarang adalah kelompok ternak dari Dinas saja, dan yang dari kepala desa muara dadahup sampai sekarang tidak ada masuk laporan permintaan suntik ujarnya.
Selain itu masih menurut Anik, jika ada sapi milik desa yang disuntik kepala desa harus memohon dan mengusulkan secara langsung ke PPL di posko keswan di A2 Desa Petak Batuah Kecamatan Dadahup tegasnya.
Said selaku PPL keswan di Dadahup mengatakan sampai saat ini tidak pernah pihak kelompok peternak perangkat desa muara dadahup yang datang membawa sapi mereka untuk di suntik di sini ujarnya.
Dan yang kami tangani adalah sapi hasil sebaran dari Dinas untuk kelompok yang di lamunti dan di dadahup ujarnya.
Sedangkan untuk Ternak Desa Muara Dadahup wilayahnya masuk posko keswan yang ada di SP 3 Desa Palingkau Sejahtera Kecamatan Kapuas murung yaitu Pa Bambang ucapnya.
Tetapi karena informasi bahwa sapi itu di bawa ke sini itu memang kami agak terkejut, karena sampai hari ini sapi dari kelompok Desa Muara Dadahup tidak pernah masuk ke sini untuk diobati atau di suntik tegas Said.
PJ Kepala Desa Muara Dadahup Misriadi mengatakan sapi itu memang benar bantuan ketahanan pangan dari dana desa tahun anggaran 2024 yang lalu.
Awalnya memang sapi itu mau kami serahkan ke warga, tapi karena warga tidak ada yang mau dan latar belakangnya bukan peternak jadi sapi bantuan itu kami ambil alih untuk mengelolanya.
"Karena warga kami di Desa Muara Dadahup sejak saya menjabat sulit dibina dan jika ada bantuan mereka seolah-olah bisa padahal mereka tidak mampu melaksanakannya.
Untuk itu demi kemajuan desa sapi itu kami yang mengelolanya agar bisa berkembang, dan sapi itu ada di lokasi, tapi kondisi jalan menuju lokasi kandang yang sudah rusak parah yang menjadi kendala kami mengelolanya kata Misriadi. Mis**