 |
RS. EMC Pekayon. Foto Dok Ode-Pimred.8/9/2025 |
Bekasi, MEDIAINDONESIA.asia – Polemik seorang pasien yang diduga masih dalam kondisi koma namun diminta pulang oleh pihak Rumah Sakit EMC Pekayon menuai sorotan dari berbagai pihak.
Keluarga pasien berinisial AR mengaku bingung sekaligus kecewa, karena menilai kondisi sang ibu belum layak keluar dari perawatan intensif.
Menurut AR, pihak rumah sakit menyatakan kondisi pasien sudah stabil sehingga diperbolehkan pulang. Namun, menurut pengakuannya, fakta di lapangan tidak menunjukkan perubahan signifikan.
“Dokter dan perawat bilang ibu saya sudah stabil, tiga penyakitnya membaik, dan katanya boleh pulang sejak Rabu kemarin. Padahal ibu saya masih tidak sadar,” ungkap AR, Sabtu (6/9/2025) malam.
Pasien diketahui masuk RS EMC Pekayon pada 24 Agustus 2025 malam dalam kondisi tidak sadarkan diri dan sejak itu mendapat perawatan intensif di ruang ICU. Namun pada 3 September 2025, pihak rumah sakit meminta pasien dipulangkan atau dirujuk ke rumah sakit lain.
AR mengaku sempat kebingungan menentukan tujuan rujukan karena tidak mengetahui rumah sakit mana yang harus dituju. Pihak rumah sakit hanya menyiapkan ambulans jika rumah sakit penerima sudah ditentukan.
Akhirnya, sekitar pukul 18.30 WIB, pasien dipindahkan dari ICU RS EMC ke Primaya Hospital Bekasi Barat menggunakan ambulans. Namun, karena ruang intensif penuh, pasien kemudian dirujuk kembali ke RS Ananda Tambun Selatan untuk mendapatkan perawatan lanjutan.
AR juga menyebut ada pernyataan dokter penanggung jawab pasien (DPJP) sebelum pemulangan yang membuat dirinya kaget.
“Dokternya bilang, kalau nanti ibu saya darurat lagi jangan bawa ke RS EMC. Saya terdiam waktu itu,” ujarnya.
Menanggapi pemberitaan ini, pihak RS EMC Pekayon menyampaikan bahwa persoalan masih dalam tahap penelusuran internal.
“Kami masih mendalami, nanti kami akan kabarkan hasil persoalan ini secepatnya,” ujar Tuti, perwakilan RS EMC Pekayon, kepada Mediaindonesia.asia, Senin (8/9/2025).
Sementara itu, salah satu dokter IGD Primaya Hospital Bekasi Barat membenarkan bahwa pasien sempat ditangani di ruang gawat darurat. Namun karena keterbatasan ruang ICU, pasien akhirnya dirujuk ke RS Ananda Tambun Selatan.
Merasa tidak mendapat perlakuan semestinya, AR bersama relawan kesehatan telah melaporkan kasus ini ke Dinas Kesehatan (Dinkes) serta sejumlah anggota dewan. Keluarga berharap agar pasien bisa mendapatkan perawatan terbaik dan kasus ini mendapat perhatian pihak berwenang.
Josua, anak pasien, mengungkapkan bahwa pihak keluarga telah dihubungi Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto. Dijadwalkan pada Selasa (9/9/2025) pukul 13.00 WIB akan digelar pertemuan antara pihak keluarga dengan manajemen RS EMC Pekayon untuk memberikan klarifikasi dari kedua belah pihak.
Josua juga turut menyampaikan apresiasinya kepada pihak RS Ananda Tambun Selatan. “Saya sangat berterimakasih atas pelayanan RS Ananda Tamsel. Sejak orang tua saya tiba, langsung ditangani dengan cepat. Penjelasan dari dokter yang berjaga pun mudah kami pahami,” tutupnya. (Ode**