Jumlahnya tidak sedikit. Mencapai Rp39,9 miliar.
Merujuk catatan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermasdes) Boyolali, ADD pada 2025 senilai Rp 265 miliar. Namun untuk 2026, hanya senilai Rp 225 miliar.
Diketahui, manfaat ADD sangat vital bagi desa. Seperti untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
Termasuk pembangunan infrastruktur desa (jalan, jembatan), pendidikan, kesehatan, dan pengentasan kemiskinan.
Dana ini juga dapat digunakan untuk operasional pemerintah desa dan BPD, serta program-program pengembangan masyarakat, seperti pemberdayaan ekonomi, BUMDes, dan kegiatan sosial.
Lalu bagaimana dampaknya ketika nominal ADD menyusut cukup banyak?
Kepala Dispermasdes Boyolali Ari Wahyu Prabowo mengatakan, pelayanan di desa tak akan terganggu.
Pemkab Boyolali akan mengatur strategi terkait penggunaan dana desa agar penurunan ADD tidak mengganggu pelayanan di masyarakat.
“Tidak di Boyolali saja (penurunan ADD), tapi di seluruh daerah juga," jelas Ari.
Ari mengungkapkan, penurunan ADD imbas dari menyusutnya Dana Alokasi Umum (DAU) 2026.
Perlu diketahui, ADD diambil minimal 10 persen dari DAU.
Berapa nominal dana desa yang akan diterima pada 2026? Ari belum bisa menyampaikan karena petunjuk penggunaan ADD langsung dari pemerintah pusat.
“Penetapan ADD per desa di Boyolali langsung dari pusat, untuk angkanya belum turun. Jadi kami belum bisa menyampaikan berapa ADD yang bakal diterima setiap desa,” lanjutnya.
Ditambahkan Ari, penyusunan petunjuk pelaksanaan penggunaan danda desa disesuaikan dengan program wajib, hingga program prioritas pemerintah desa.
"Akan menjadi kebijakan tim anggaran dan pimpinan bagaimana meramu, khususnya alokasi dana desa,” tutupnya.
Sementara itu, Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Papdesi) Boyolali menyatakan akan mengikuti arahan pemerintahan pusat terkait ADD.
Ketua Papdesi Boyolali Komarudin mengungkapkan, pemerintah harus lebih pintar mengelola anggaran untuk masyarakat desa.
“Memang dari pusat mengalami efisiensi. Tidak hanya ADD, tapi semua lini program turun karena ada efisiensi dan difokuskan ke pusat," jelas Komarudin.


