Boyolali, MEDIAPERSINDONESIA.asia - Hingga akhir tahun 2025, ditargetkan ada 110 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang beroperasi di seluruh wilayah Boyolali. Hingga kini sudah ada 40 SPPG yang beroperasi.
Menurut Kepala Regional Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) Boyolali, Rifani Arliana Utami, dari target 110 SPPG, total telah ada 40 dapur running, 18 proses running, serta 52 SPPG masih dalam tahap pembangunan
Ditargetkan, seluruh SPPG yang masih dalam proses pembangunan, dapat selesai di bulan ini, serta bisa beroperasi pada akhir tahun 2025. Saat ini, pihaknya menggencarkan pemenuhan Sertifikasi Laik Higiene Sanitasi (SLHS).
Masih berproses semua, minggu ini bahkan minggu kemarin itu juga sudah, mulai dari pelatihan makanan dari Dinkes. Kita juga ada tes uji lab air, itu poin poin yang harus dilengkapi untuk pembuatan SLHS,” katanya, Selasa (7/10/2025).
Dia menjelaskan, untuk SPPG yang baru akan running, harus mempunyai SLHS terlebih dahulu sebelum mulai beroperasi. Selain itu, pihaknya tidak sembarangan melakukan pemilihan bahan baku guna mengantisipasi kasus keracunan.
Kalau milihnya bahan baku asal-asalan kan takutnya kualitas jelek. Sehingga mungkin terkontaminasi dan segala macam itu membuat permasalahan di kemudian hari.”
Selain itu, pihaknya punya standar operasional prosedur (SOP) pengecekan ulang sebelum dikirim berupa organoleptik.
Nantinya, ahli gizi menyimpan sample makanan, kemudian dilakukan pencicipan oleh petugas dapur, serta menyediakan satu porsi makanan kepada person in charge (PIC) di sekolah untuk menguji kelayakan makanan.
“Jadi sebelum makanan dibagikan satu sampel diuji dulu. Jadi semisal tidak layak ya jangan disebarkan, kalau layak kita distribusikan ke anak-anak,” jelas Rifani.
Laporan : Red
Editor : Andi Purba


