Notification

×

Iklan

Translate

Iklan

Translate

Suara Pedagang Soal Rencana Larangan Thrift: Katanya Mau Ada 19 Juta Lapangan Pekerjaan

Minggu, 23 November 2025 | 8:30:00 AM WIB | Last Updated 2025-11-23T00:30:45Z

 

JAKARTA , MEDIAINDONESIA.asia — Sejumlah pengusaha thrift khusus pakaian bekas layak pakai di beberapa titik di Bogor mengaku resah menyusul rencana pemerintah yang akan melarang impor pakaian bekas. 

Kebijakan ini dinilai menimbulkan ketidakpastian bagi kelangsungan usaha mereka, yang selama ini bergantung pada pasokan barang impor untuk memenuhi kebutuhan penjualan.

“Saya tahu thrift ini bakal dilarang sama pemerintah. Pastinya bakal rugi karena mata pencaharian kita di sini dari 2021,"kata dia ketika ditanya Media.

Fikri juga menegaskan,  yang merugikan negara bukanlah pakaian impor tetapi barang-barang impor dari China yang semakin merajalela dimana-mana

“Sebenernya bisnis thrift ini gak merugikan negara banget, justru barang-barang impor china yang merajalela yang merugikan negara karena mengalahkan produk lokal. Liat aja semua barang udah made in China,"tambah dia.

Sebagai pebisnis thrift, Fikri berharap pemerintah tidak melarang penjualan baju impor. Menurut dia, pemerintah seharusnya mendorong para pebisnis thrift agar bisa lebih maju.

“Kita kan juga pengusaha lokal ya mas, harusnya jangan mematikan usaha kita. Justru harusnya pemerintah bisa bantu kita supaya lebih maju usahanya,"kata dia.

Senada dengan Fikri, Aulia yang juga menjual baju impor di pasar seberang stasiun Bogor mengaku tidak setuju dengan kebijakan ini. Jika kebijakan tersebut dipaksakan, dia akan beralih ke usaha lain demi menghidupi dirinya.

“Tentu saya gak setuju, karena pasti susah lagi nyari uang, terlebih saya sebagai karyawan di sini. Tapi kalau memang kebijakan pemerintah itu disahkan, mungkin saya bakal buka usaha preloved supaya bisa tetap ada penghasilan,"kata dia.

Aulia juga berharap pemerintah bisa membuat kebijakan yang lebih menguntungkan para karyawan seperti nya bukan justru merugikan.

“Harapannya pemerintah bisa memperhatikan pedagang kecil kaya saya bukan malah bikin rugi. Katanya kan mau ada 19 juta lapangan pekerjaan. Kalau saya dapat kerja yang lebih baik ya gapapa, tapi kalau dibiarin namanya gak adil,"kata dia.

Beralih ke daerah Lain Kota Bogor, Sinta selaku penjaga toko thrift yang berlokasi di daerah Tanahsareal, mengutarakan keresahan nya terkait kebijakan pemerintah yang melarang pasokan baju impor. 

“Bingung bang (jika usaha baju impor di larang) mau kerja dimana lagi. Sebelum jadi karyawan di sini, saya sempat jadi SPG di Ramayana, tapi karena gaji gak mencukupi akhirnya saya resign,"kata dia.

Laporan : Mirna

Editor : Riska



TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update