Notification

×

Iklan

Translate

Iklan

Translate

Banyuanyar Boyolali Daftarkan HKI Batik Sekar Puspa Kawruh Jati, Gabungkan Motif Keris dan Kopi Sebagai Ikon Desa

Jumat, 17 Oktober 2025 | 3:30:00 PM WIB | Last Updated 2025-10-17T07:30:06Z

 

Boyolali, MEDIAINDONESIA.asia - Desa Banyuanyar di Kecamatan Ampel, Boyolali, berhasil mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) untuk batik asli yang menggambarkan kekayaan Desa Banyuanyar.

Kepala Desa Banyuanyar Komarudin menjelaskan, batik dengan motif Sekar Puspa Kawruh Jati itu merupakan bentuk dari motif keris dan kopi sebagai ikon unggulan desa.

Menurutnya, batik tersebut salah inovasi dalam menciptakan produk yang berdaya saing.

Serta diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah produk lokal mereka secara signifikan.

“Sinergi antara batik, keris, dan kopi tidak hanya memperkuat identitas budaya, tetapi juga membuka peluang ekonomi kreatif yang lebih luas bagi masyarakat,” jelas Komarudin, Kamis (16/10).

Komarudin menambahkan, pendaftaran HKI batik Sekar Puspa Kawruh Jati merupakan langkah untuk melindungi karya seni lokal dan memberikan jaminan hukum bagi para pelaku usaha di Banyuanyar.

Motif Batik Sekar Puspa Kawruh Jati Sarat Makna: Gabungan Bunga Kopi, Lebah, Sapi, Jahe, dan Keris dalam Warna Hijau Botol

Batik Sekar Puspa Kawruh Jati menampilkan keindahan rangkaian bunga buketan yang memadukan bunga kopi dengan lebah-lebah yang berterbangan di sekitarnya, yang melambangkan harmoni alam dan sumber kehidupan.

“Seluruh elemen berpadu dalam sebuah vas guci berhias motif sapi sebagai simbol kesuburan dan sumber daya alam. Di bagian bawah, stilasi jahe menghadirkan makna kehangatan dan kesehatan,” tambahnya.

Komarudin mengatakan, di dalamnya terselip bentuk keris sebagai simbol keteguhan, keberanian, dan kebijaksanaan, yang memperkuat makna bahwa ilmu sejati bukan hanya lahir dari alam, tetapi juga dari kekuatan batin dan warisan budaya yang luhur.

Batik dengan warna dasar hijau botol dinilai meneduhkan, serta sentuhan ornamen merah dan kuning.

“Batik ini merefleksikan keseimbangan antara rasa dan nalar, seperti manisnya madu, hangatnya jahe, kekuatan kopi, kesucian susu, dan keteguhan keris sebagai penjaga nilai-nilai kehidupan,” pungkasnya.
Liputan : Wati
Editor : Lisa
TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update