Notification

×

Iklan

Translate

Iklan

Translate

Tidak Hanya Huruf dan Kata, Bahasa Indonesia sebagai Alat untuk Berbicara, Berbagi, dan Berjuang

Senin, 22 Desember 2025 | 11:00:00 AM WIB | Last Updated 2025-12-24T08:57:24Z

 

Oleh : Sahfitri

Bahasa Indonesia bukan sekadar kumpulan huruf dan kata yang diajarkan di ruang kelas. Lebih dari itu, Bahasa Indonesia adalah alat untuk berbicara, berbagi, dan berjuang. Melalui bahasa inilah seseorang menyampaikan pendapat, mengekspresikan perasaan, serta memperjuangkan hak dan kepentingannya. Sayangnya, dalam praktik pendidikan, Bahasa Indonesia sering dipahami sebatas mata pelajaran yang berorientasi pada nilai dan ujian, bukan sebagai sarana hidup yang melekat dalam keseharian.

Dalam kehidupan bermasyarakat, terutama di daerah yang memiliki keberagaman bahasa seperti Sulawesi Tengah, Bahasa Indonesia berperan penting sebagai bahasa pemersatu. Masyarakat yang berasal dari latar belakang suku dan bahasa daerah yang berbeda membutuhkan satu bahasa bersama agar dapat saling memahami. Menurut saya, di sinilah Bahasa Indonesia menjadi alat untuk berbicara, bukan hanya secara lisan, tetapi juga sebagai sarana membangun dialog, menyelesaikan perbedaan, dan menumbuhkan rasa kebersamaan.

Bahasa Indonesia juga menjadi alat untuk berbagi. Melalui bahasa, seseorang dapat berbagi pengetahuan, pengalaman, dan nilai-nilai kehidupan. Di lingkungan pendidikan, kemampuan berbagi gagasan melalui tulisan dan diskusi merupakan bagian penting dari proses belajar. Namun, pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah sering kali kurang memberi ruang bagi peserta didik untuk mengekspresikan pemikirannya secara bebas dan kritis. Padahal, menurut saya, ketika siswa mampu berbicara dan menulis dengan percaya diri, mereka sedang belajar menjadi individu yang berpikir dan berani menyampaikan kebenaran.

Lebih jauh, Bahasa Indonesia adalah alat untuk berjuang. 

Sejarah bangsa Indonesia menunjukkan bahwa bahasa memiliki peran besar dalam perjuangan kemerdekaan dan persatuan. Hingga saat ini, bahasa tetap menjadi sarana untuk memperjuangkan keadilan, menyuarakan aspirasi rakyat, dan mengkritisi kebijakan yang tidak berpihak pada kepentingan masyarakat. Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa Indonesia seharusnya diarahkan untuk membentuk keberanian berpendapat yang santun, argumentatif, dan bertanggung jawab.

 

Kebijakan pendidikan perlu mendukung pembelajaran Bahasa Indonesia yang lebih mendalam dan bermakna. Guru perlu diberi ruang dan dukungan untuk mengajarkan bahasa tidak hanya sebagai struktur dan kaidah, tetapi juga sebagai alat komunikasi sosial. Pembelajaran yang mengaitkan Bahasa Indonesia dengan realitas kehidupan peserta didik akan membantu mereka memahami bahwa bahasa adalah kekuatan, bukan sekadar pelajaran di buku teks.

Pada akhirnya, saya meyakini bahwa Bahasa Indonesia adalah jantung kehidupan berbangsa dan bernegara. Ketika bahasa diajarkan secara bermakna, peserta didik tidak hanya belajar membaca dan menulis, tetapi juga belajar berbicara dengan nurani, berbagi dengan empati, dan berjuang dengan akal sehat. Inilah esensi Bahasa Indonesia yang seharusnya terus kita jaga dan perkuat melalui pendidikan.

Bagaimana agar Bahasa Indonesia bisa terjaga kualitasnya ?

Menurut Henry Guntur Tarigan (2013) dalam karyanya  yang berjudul “Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa” beliau menjelaskan bahwa kualitas bahasa hanya dapat dipertahankan jika keempat keterampilan berbahasa seperti menyimak, berbicara, membaca, dan menulis kemudian dikembangkan secara seimbang. Pembelajaran bahasa yang hanya menekankan teori tanpa praktik komunikasi akan melemahkan kualitas berbahasa peserta didik.

Berdasarkan pandangan tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa kualitas Bahasa Indonesia dapat dipertahankan melalui penggunaan yang konsisten, penumbuhan sikap positif terhadap bahasa, pembelajaran yang komunikatif dan fungsional, penguatan budaya literasi, serta pembinaan bahasa melalui pendidikan formal. Tanpa upaya-upaya tersebut, Bahasa Indonesia berpotensi mengalami penurunan kualitas di tengah pengaruh globalisasi dan perkembangan teknologi.

 Kreator : SAHFITRI

Ulurkan tanganmu membantu korban banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Di situasi seperti ini, sekecil apa pun bentuk dukungan dapat menjadi harapan baru bagi para korban. Salurkan donasi kamu sekarang dengan klik di sini

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update